Masalah dan gangguan psikologi yang dialami seorang guru dan solusinya
Tekanan lahir batin yang dialami seorang guru akan membuatnya lelah dan emosional. Diantara tanda-tandanya adalah kurangnya perhatian terhadap murid murid, kerasnya hati, kurangnya motivasi, bekerja asal-asalan, menentang perubahan, dan kehilangan kreativitas.
Persoalan yang sama juga akan membuatnya kehilangan dukungan masyarakat, tidak bisa menyesuaikan diri dengan peristiwa yang terjadi di dalam lingkungannya, mudah terjebak dalam tekanan batin yang lebih dalam lagi, serta bertambah banyaknya penyebab tekanan yang bisa membuatnya depresi, baik itu berasal dari perilaku murid-murid, hubungannya dengan badan pengawas, interaksinya dengan teman-temannya, saingan antar sekolah, hubungan guru dengan bidang administrasi, minimnya waktu yang dimiliki, serta tidak adanya kesepahaman antara guru dan bagian administrasi, atau antara guru dengan para wali murid. Studi yang dilakukan oleh seorang pakar dari barat menunjukkan bahwa konflik yang dialami seorang guru akan membuatnya depresi dan bingung.
Studi itu juga menunjukkan bahwa para guru yang memiliki tingkat usia 20- 39 tahun lebih sering merasakan depresi daripada guru yang tingkat usianya diatas 50 tahun. Selain itu, guru laki-laki lebih cenderung menunjukkan sikap negatif pada murid-murid bila dibandingkan dengan guru perempuan.
Fenomena dan Penyebabnya
Diantara fenomena tunjangan psikologi adalah Kurang semangat terhadap pekerjaan dan murid serta acuh tak acuh.
Diantara faktor yang menyebabkan seorang guru merasa depresi dan mengalami gangguan psikologi pendidikan adalah campur tangan wali murid terhadap pekerjaan pendidik. Banyak sekali wali murid yang memprotes kebijakan seorang guru, menyelah menyalahkan model Interaksi yang diterapkan terhadap anak-anak mereka, meragukan kemampuannya, sehingga dia menjadi tidak percaya diri. Dia menjadi merasa bahwa mendidik bukanlah pekerjaan khusus dan bisa seenaknya diintervensi oleh pihak luar seperti orang tua maupun pihak-pihak yang tidak ahli dalam bidang pengajaran pendidikan.
Tekanan-tekanan tersebut akan menyebabkan identifikasi pekerjaan seorang guru menjadi terampas, padahal itu tidak men terjadi pada bidang pekerjaan yang lain.
Selain itu, fenomena semacam itu akan menyebabkan merosotnya setatus sosial seorang guru sehingga para murid tidak lagi memiliki antusiasme untuk belajar tentang materi mengajar. Bidang pendidikan Tidak lagi diminati, seperti layaknya jurusan-jurusan lain yang mampu menjanjikan pekerjaan yang lebih terhormat di mata masyarakat. Selain itu, mengajar dalam pendidikan adalah pekerjaan yang tidak mendapatkan penghargaan materi yang layak.
Akhirnya seorang guru mengalami guncangan psikologi pendidikan sehingga dia tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan sempurna akibat minimnya motivasi dan depresi yang dirasakannya.
Perubahan yang dibawa revolusi pengetahuan dan teknologi, angin globalisasi dan kemajuan dalam bidang komunikasi dan informasi telah mengancam kekuasaan seorang guru. Namun masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa pekerjaan sebagai seorang guru tidak lagi dibutuhkan. Apalagi ditengah kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan, budaya menghafal, dan tekanan birokrasi. Oleh karena itu, profesi seorang guru masih dibutuhkan dan perlu dikembangkan, terutama di tengah-tengah permintaan masyarakat yang terus meningkat terhadap pendidikan.
Masalah Guru Dalam Mengajar Dan Solusinya
Sebagian ide yang bisa digunakan untuk membuka jalan yang tertutup bagi para guru, serta mampu meringankan kepenatan dan goncangan psikologis yang mereka rasakan diantaranya adalah
Meningkatkan pengaruh dan kemampuan guru untuk melakukan perubahan dalam bidang pendidikan.
Hal itu bisa dilakukan dengan cara mengakhiri pemisahan teori dan praktik pendidikan. Yaitu dengan menciptakan konsep baru mengenai makna profesionalisme dalam pendidikan dan menciptakan hubungan struktural antara pendidikan yang ada di perguruan tinggi dengan sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan yang beraneka ragam atau yang bermacam-macam.
Para guru bisa diikutkan padalah pelatihan-pelatihan pendidikan, demi melihat kondisi lingkungan masyarakat dan menyesuaikan penyampaian pelajaran dengannya. Pelatihan dilakukan secara berkesinambungan, sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah, serta mengadakan proyek-proyek yang memberikan kesempatan kepada para dosen di fakultas keguruan untuk bekerja di sekolah-sekolah selama beberapa waktu sebagai pakar, pembimbing maupun penasihat.
Mengembangkan mutu di Fakultas Pendidikan
Hal ini bisa dilakukan dengan cara melakukan reformasi pendidikan secara total,, meningkatkan profesionalisme pendidikan, dan menyaring orang-orang yang ingin menjadi tenaga pengajar. Barangkali tak jauh beda dengan apa yang menjadi laporan tim Holmes: hendaknya yang diberi kesempatan untuk masuk dalam provinsi ini hanyalah para jenius dan orang-orang yang berprestasi".
Meningkatkan mutu pengetahuan dan teknis yang mampu membantu kelancaran profesi ini di fakultas fakultas pendidikan, serta lebih memperhatikan pendidikan praktik, atau mengembangkan sistem penggemblengan bagi para guru adalah jalan terbaik untuk mengembangkan mutu pendidikan.
Untuk itu, perlu dilakukan perubahan dalam sistem pendidikan untuk mencetak seorang guru yaitu dengan melatihnya sehingga menjadi lebih kreatif, lebih cakap, dan lebih dihormati dalam masyarakat.Mendorong para guru untuk melaksanakan peranannya sebagai kritikus
Maksudnya adalah melakukan inisiatif untuk mengembangkan pendidikan secara wajar, menyegarkan lingkungan pendidikan, mengkritik metode dan materi, serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal itu dikaitkan dengan peningkatan pangkat.
Teori ini menjadikan guru sebagai kunci dari semua bentuk perubahan dan Reformasi.
Laporan tim Holmes juga menyinggung bahwa:'' profesi ini hendaknya memberikan kesempatan kepada orang-orang yang berprestasi untuk melakukan perubahan sehingga mereka bisa menjadi pionir kemajuan. Selain itu sebaiknya mereka juga memiliki kewenangan untuk mengusulkan hal-hal yang baru dan efesien, serta Ikut andil dalam melatih teman-teman mereka dan meningkatkan kinerja mereka".
Berhubung pendidikan merupakan persoalan nasional dan merupakan hak asasi setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan, maka pemerintah dan masyarakat hendaknya berkonsentrasi pada pengembangan sekolah sekolah agar menjadi tempat yang lebih layak untuk bekerja dan belajar.
Dari sini maka dukungan terhadap para guru, memperbaiki kondisi kerja mereka, terutama dengan memperluas kebebasan akademis, mengurangi kepadatan jumlah murid, mendukung organisasi organisasi Yang menaungi profesi mereka, memperbaiki kondisi perekonomian mereka, adalah syarat mutlak untuk mengurangi depresi dan gangguan psikologis yang mereka rasakan.