Metode pendidikan akhlak adalah suatu cara untuk menyampaikan bimbingan dalam rangka membentuk akhlakul karimah. Berkaitan dengan metode pendidikan akhlak, Islam mencakup metode secara luas. Namun metode yang mengandung nilai moralitas dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang ada dalam tujuan pendidikan anak dalam Islam.
Adapun Macam-macam metode dalam pendidikan akhlak :
a. Metode Keteladanan
Pada diri anak terdapat potensi imitasi dan cenderung ngikuti seorang figur yang istimewa baginya,, sehingga kepada mereka seorang pendidik (guru/ orang tua) harus mampu memberikan suritauladan contoh prilaku yang baik. Keteladanan ini cukup efektif dipakai adalah contoh yang jelas-jelas baik agar ditiru oleh anak didik.
b. Metode Kisah/ Cerita
Dalam upaya membentuk watak dan prilaku anak, salah satu cara yang digunakan dengan melalui kisah atau cerita-cerita yang mendidik, ini merupakan kisah yang memuat unsur keteladanan prilaku yang baik. Pentingnya metode kisah atau cerita ini sebagaimana diungkapkan oleh M. Quraisy Shihab, sebagai berikut:
“Diantara metode dan konsep yang di contohkan ayat suci al-quran untuk mengarahkan manusia ke arah yang dikehendaki adalah dengan menceritakan kisah hikmah." dan pada dasarnya setiap kisah hikmah berpotensi sebagai penunjang materi yang disajikan baik kisah tersebut benar-benar terjadi maupun kisah-kisah simbolik.[1]
c. Metode Pembiasaan atau Latihan
Pembiasaan atau latihan sangat diperlukan dalam mewujudkan akhlak yang berbudi baik pada anak. Hal ini lazim digunakan untuk menegakkan sikap disiplin terhadap perilaku anak didik. Pentingnya pembiasaan dan latihan ini menurut pendapat Zakiah Daradjat adalah :
“Pembiasaan dan latihan itulah yang akan membentuk sikap pada anak yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak akan goyah lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya”.[2]
Pembiasaan ini juga digunakan untuk latihan-latihan dalam keagamaan yang berkaitan dengan ibadah, seperti shalat, do’a, membaca Al-Qur'an dan lain sebagainya, sehingga lama-kelamaan tumbuh rasa senang melakukan ibadah tersebut.
d. Metode Pengawasan
Pengawasan sangat dominan dalam pembentukan akhlak bagi anak, karena hilangnya pengawasan membawa ketidak berhasilan dalam pembinaannya. Metode ini dalam pendidikan akhlak bisa berupa kata-kata verbal seperti pesan, nasehat, anjuran, lamaran, pemberian peringatan, ancaman dan lain-lain. Namun bisa juga dengan perbuatan seperti teladan, pembiasaan tindakan dan latihan.
Dengan demikian dalam usaha mendidik prilaku anak, seorang pendidik harus mampu memilih serta menggunakan metode sebagai penanaman nilai tersebut. Penggunaan metode dalam penanaman moral ini, dalam Islam adapat dilakukan dengan cara hikmah.
|
Metode Pendidikan Akhlak dan moral dalam islam |
Mengenai pelaksanaan pendidikan akhlak anak usia pra sekolah dapat ditempuh dengan metode atau cara keteladanan, metode kisah/ cerita, metode pembiasaan atau dengan latihan dan metode pengawasan. baca juga : Metode Pendidikan Anak dalam Islam - Metode keteladanan adalah proses pendidikan yang dilakukan oleh pendidik (guru/ orang tua) dengan cara memberikan contoh yang baik kepada peserta didik dengan menggambarkan seseorang tokoh atau figur yang dikaguminya.
- Metode kisah/ cerita adalah proses pendidikan yang dilakukan oleh pendidik (guru/ orang tua) dengan cara memberikan cerita-cerita atau kisah-kisah yang memuat unsur keteladanan atau prilaku yang baik.
- Metode pembiasaan adalah proses pendidikan yang dilakukan oleh pendidik (guru/ orang tua) dengan cara memberikan latihan-latihan atau pembiasaan-pembiasaan yang baik terutama ucapan, perbuatan/ perilaku yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
- Metode pengawasan adalah proses pendidikan yang dilakukan oleh pendidik (guru/ orang tua) dengan cara memberikan pengawasan atau kontrrol terhadap peserta didik berupa kata-kata verbal seperti; pesan, nasehat, pemberian peringatan, anjuran, ancaman, dan lain sebagainya.
[1]M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur'an, (Bandung : Mizan, 1996), hlm. 175.
[2]Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm. 77.
ADS HERE !!!